PJB Manfaatkan Cangkang Sawit, Campur Bahan Bakar PLTU Batubara dengan EBT
PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) sukses lakukan pengembangan dengan mencampurkan batu bara dengan energi berbasiskan energi baru terbarukan (EBT) pada beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) kepunyaannya. Cara cofiring itu manfaatkan biomassa serta cangkang sawit untuk kombinasi batu bara.
"Pola ini sudah banyak diaplikasikan di beberapa negara maju, seperti di Inggris. Sekarang kami baru mengaplikasikan sebesar 5% kelak kita bidik sampai 30% serta ke depan sampai dapat gantikan batubara, " tutur Presiden Direktur PJB Iwan Agung Firstantara, di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Menurut dia pencampuran biomassa berbentuk wood pellet serta cangkang sawit itu sudah diaplikasikan di 5 PLTU. Mengenai ke-5 PLTU itu salah satunya PLTU Ketapang, PLTU Tenayan, PLTU Paiton 1 serta 2, PLTU Indramayu serta PLTU Rembang.
Untuk hasil uji cofiring sudah penuhi empat faktor salah satunya faktor tehnis, faktor operasi, faktor lingkungan serta faktor komersial. Mengenai keunggulannya perlengkapan boilernya lebih baik hingga yidak berlangsung gumpalan batubara serta endapan hingga perpanjang usia pembangkit.
"Disamping itu tamah lingkungan sebab debu sampah yang dibasilan bukan B3 serta tidak ada efek terbakar sendiri yang mengakibatkan menyusutnya bahan bakar, " katanya.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu menghargai, langkah anak usaha PLN itu dalam mengaplikasikan cofiring. Ini dibuktikan dengan eksperimen yang sampai 5% bahan bakar biomassa di PLTU Paiton 1 yang berkapasistas 2x400 MW.
Jisman dengan tegas mengemukakan, jika pemerintah lewat Ditjen Ketenagalistrikan benar-benar menghargai langkah yang sudah dilaksanakanPJB dalam uji-coba ini serta mengharap program ini bisa diterapkan pada semua PLTU yang berada di semua Indonesia.
"Dengan penerapan program ini akan sekaligus juga menasbihkan jika PT PJB ialah perusahaan dengan pengembangan yang tanpa henti. Serta ini membuat PJB dikukuhkan untuk perusahaan listrik se-nusantara yang sangat maju dalam implikasi cofiring, " tutur Jisman.
Untuk info, sekarang Indonesia mempunyai sasaran bauran energi nasional pada EBT sebesar 23% di tahun 2025. Sampai tahun 2020 pemerintah baru sampai 1, 9 % keseluruhan sasaran.
Kekuatan yang dipunyai Indonesia besar sekali dengan nilai geografisnya yang terdapat di jalan khatulistiwa yang memberikan dukungan melimpahnya biomassa. Pendayagunaan biomassa ini bisa diintegrasikan untuk bahan fundamen untuk mengangkat sasaran bauran energi nasional lewat cofiring yang dilaksanakan PJB.
"Pola ini sudah banyak diaplikasikan di beberapa negara maju, seperti di Inggris. Sekarang kami baru mengaplikasikan sebesar 5% kelak kita bidik sampai 30% serta ke depan sampai dapat gantikan batubara, " tutur Presiden Direktur PJB Iwan Agung Firstantara, di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Menurut dia pencampuran biomassa berbentuk wood pellet serta cangkang sawit itu sudah diaplikasikan di 5 PLTU. Mengenai ke-5 PLTU itu salah satunya PLTU Ketapang, PLTU Tenayan, PLTU Paiton 1 serta 2, PLTU Indramayu serta PLTU Rembang.
Untuk hasil uji cofiring sudah penuhi empat faktor salah satunya faktor tehnis, faktor operasi, faktor lingkungan serta faktor komersial. Mengenai keunggulannya perlengkapan boilernya lebih baik hingga yidak berlangsung gumpalan batubara serta endapan hingga perpanjang usia pembangkit.
"Disamping itu tamah lingkungan sebab debu sampah yang dibasilan bukan B3 serta tidak ada efek terbakar sendiri yang mengakibatkan menyusutnya bahan bakar, " katanya.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu menghargai, langkah anak usaha PLN itu dalam mengaplikasikan cofiring. Ini dibuktikan dengan eksperimen yang sampai 5% bahan bakar biomassa di PLTU Paiton 1 yang berkapasistas 2x400 MW.
Jisman dengan tegas mengemukakan, jika pemerintah lewat Ditjen Ketenagalistrikan benar-benar menghargai langkah yang sudah dilaksanakanPJB dalam uji-coba ini serta mengharap program ini bisa diterapkan pada semua PLTU yang berada di semua Indonesia.
"Dengan penerapan program ini akan sekaligus juga menasbihkan jika PT PJB ialah perusahaan dengan pengembangan yang tanpa henti. Serta ini membuat PJB dikukuhkan untuk perusahaan listrik se-nusantara yang sangat maju dalam implikasi cofiring, " tutur Jisman.
Untuk info, sekarang Indonesia mempunyai sasaran bauran energi nasional pada EBT sebesar 23% di tahun 2025. Sampai tahun 2020 pemerintah baru sampai 1, 9 % keseluruhan sasaran.
Kekuatan yang dipunyai Indonesia besar sekali dengan nilai geografisnya yang terdapat di jalan khatulistiwa yang memberikan dukungan melimpahnya biomassa. Pendayagunaan biomassa ini bisa diintegrasikan untuk bahan fundamen untuk mengangkat sasaran bauran energi nasional lewat cofiring yang dilaksanakan PJB.
Comments
Post a Comment